Mon. Sep 16th, 2024
6 Keluhan Atlet Olimpiade Kasur Keras, Panas, Tidak Ada Privasi6 Keluhan Atlet Olimpiade Kasur Keras, Panas, Tidak Ada Privasi

6 Keluhan Atlet Olimpiade Kasur Keras, Panas, Tidak Ada Privasi Pada Olimpiade Paris 2024, panitia penyelenggara menyiapkan Kampung Atlet untuk para atlet dan ofisial kontingen. Namun, area tersebut dikeluhkan dan banyak delegasi yang memilih pindah.

Perkampungan Atlet Olimpiade dibangun untuk menjadi tempat tinggal sementara bagi 11 ribu atlet yang berlaga di Paris.

Desa ini dibuat agar para atlet bisa mendapatkan pengalaman Olimpiade secara penuh. Namun, unggahan para atlet berkata lain.

6 Keluhan Atlet Olimpiade Kasur Keras, Panas, Tidak Ada Privasi

Banyak yang mengeluhkan tempat tersebut karena menyediakan kasur kardus yang keras, kurangnya privasi bagi para atlet, dan makanan yang disebut biasa-biasa saja. Hal itu bertentangan dengan predikat Paris sebagai salah satu pusat gastronomi dunia.

Berikut ini beberapa keluhan atlet di Perkampungan Atlet Olimpiade:

1. Kurangnya Privasi

Petenis putri nomor dua dunia ini menuding ada sejumlah masalah pada hunian tersebut.

Karena merasa banyak masalah, tim tenis AS pun memilih untuk meninggalkan perkampungan atlet dan pindah ke hotel.

Dalam sebuah video Tiktok, Gauff memberikan tur video mengenai kondisi di fasilitas senilai USD 1,6 miliar tersebut. Ia mengungkapkan bahwa ia harus berbagi kamar mandi dengan 10 petenis yang merupakan pesaingnya di lapangan. Hingga akhirnya, tak hanya dirinya, lima petenis lainnya juga memutuskan untuk pindah.

Sudah bukan rahasia lagi jika petenis dunia sangat kompetitif. Bahkan, terkadang terbawa hingga ke luar lapangan.

Kritik juga datang dari atlet atletik Amerika Serikat, Chari Hawkins. Ia menyoroti kurangnya privasi untuk berganti pakaian karena tidak ada tirai di kamarnya.

2. Kasus Pencurian

Melansir News Week, Rabu (31/7/2024), dan parahnya lagi sejak para atlet dan delegasi mendiami tempat tersebut, setidaknya sudah ada lima pengaduan pencurian yang masuk.

Pada hari Minggu (28/6), seorang pemain rugby tim nasional Jepang melaporkan kehilangan cincin kawin, kalung, dan uang tunai dengan total sekitar 3 ribu Euro (sekitar Rp 52,9 juta).

3. Kasur yang tidak nyaman

Selain itu, kasur tidur yang terbuat dari kardus yang sempat heboh juga mendapat kritikan dari para atlet karena dinilai tidak nyaman dan cukup rapuh.

“Tempat tidurnya sangat keras. Mengerikan. Sangat, sangat keras. Kami tiba sangat terlambat sehingga pada akhirnya, Anda hanya berbaring dan tertidur,” ujar pesenam Spanyol, Ana Perez.

Ia juga mengatakan bahwa ia sempat menumpahkan kopi di atas tempat tidur dan takut hal itu akan merusak tempat tidur yang terbuat dari kardus.

Demikian pula, atlet senam tim nasional AS, Simone Biles, juga mengatakan bahwa tempat tidurnya menyebalkan. Ia bahkan harus mencari pelapis kasur agar dapat tidur dengan lebih nyaman.

“Kasur kardus sangat tidak nyaman, sekeras batu. Dan selimut olimpiade sangat gatal dan sangat panas,” keluh Dupre.

Rangka tempat tidur di perkampungan atlet du terbuat dari karton, sementara kasurnya terbuat dari busa gelombang udara. Kasur tersebut dibuat ramah lingkungan karena dapat didaur ulang di Paris.

Awalnya diperkenalkan menjelang Olimpiade Tokyo 2020, kasur ini dijuluki ‘tempat tidur anti-seks’ karena kerapuhannya yang disengaja.

4. Panas terik

Penyelenggara berambisi menjadikan Olimpiade sebagai acara paling berkelanjutan yang pernah ada. Mereka memprioritaskan pendekatan ramah lingkungan di hampir semua lini.

Dengan keramahan lingkungan di garis depan, ada bagian yang tidak nyaman bagi para atlet. Pada hari Selasa, diperkirakan suhu udara mencapai 35,5 derajat Celcius.

Namun, seperti kebanyakan di Eropa, kompleks Perkampungan Atlet Olimpiade juga tidak memiliki pendingin ruangan. Penerapan sistem pendingin tersebut dinilai tidak sepenuhnya berhasil.

“Ada air di dinding yang seharusnya menjadi sistem pendingin tapi sangat panas, dan kami berada di lantai dua atau tiga,” kata Dupre dalam sebuah video.

“Saya tidak bisa membayangkan orang-orang yang berada di lantai yang lebih tinggi,” tambahnya.

Dikabarkan bahwa para atlet dari negara-negara seperti Kanada, Inggris, Italia, Jerman, Yunani, Denmark, dan Australia telah menggunakan pendingin ruangan portabel di beberapa atau semua kamar mereka.

5. Makanan Tidak Mendukung

Paris dikenal sebagai salah satu pusat gastronomi dunia. Hal ini membuat banyak atlet mengharapkan sajian makanan yang mengesankan di Olimpiade 2014, namun kenyataannya tidak seperti itu.

Dilaporkan bahwa 60 persen dari menu yang ada adalah menu vegan. Ini merupakan tantangan bagi para atlet yang mengandalkan diet berbasis daging untuk menjaga kondisi fisik mereka.

L’Equipe Prancis melaporkan bahwa makanan berprotein tinggi seperti telur dan daging panggang dijatah saat sarapan pada hari Sabtu. Bagi para atlet, penjadwalan tersebut mempengaruhi kebutuhan mereka dan dianggap sebagai porsi yang kecil.

“Ini mungkin bukan waktu yang saya kira saya mampu, tapi tinggal di Desa Atlet Olimpiade membuat saya sulit untuk berada di performa puncak,” kata Titmus dalam sebuah wawancara pada hari Minggu.

Ini jelas tidak dibuat untuk performa tinggi, jadi ini tentang siapa yang benar-benar bisa menjaga pikiran mereka tetap tenang, katanya.

6. Tidak Ada Perlakuan Khusus

Hal lain yang dikeluhkan adalah kurangnya perlakuan VIP yang diberikan kepada para atlet saat bepergian ke dan dari pertandingan.

Akibatnya, beberapa delegasi mempertimbangkan untuk memindahkan atletnya ke hotel yang lebih dekat dengan tempat pertandingan, seperti keenam perenang Korea Selatan.

Menurut presiden Federasi Renang Korea (KSF), mereka meninggalkan Perkampungan Atlet Olimpiade dan pindah ke hotel di dekat arena renang untuk menghindari perjalanan panjang dengan bus di tengah cuaca yang panas.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *